Rabu, 18 November 2009

Kiat-kiat Menulis Artikel Ilmiah


PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH:
KIAT-KIAT MENULIS ARTIKEL UNTUK JURNAL ILMIAH TERAKREDITASI [1]
Rusli, S.Ag., M.Soc.Sc[2]
A. Pendahuluan
Menulis adalah keterampilan. Ia dapat menjadi matang melalui berbagai latihan yang berkesinambungan. Menulis artikel ilmiah tidak sama dengan menulis cerpen, novel, esai, atau lainnya. Ia harus mematuhi berbagai aturan, baik dari segi penulisan, bahasa penyajian, substansi, maupun tema-tema yang dikembangkan. Tidak semua tema masuk ke dalam kategori yang dapat ditulis sebagai artikel ilmiah. Untuk itu, makalah ini mencoba membuat langkah-langkah awal yang penting untuk dilalui jika ingin menulis sebuah tulisan yang lebih berkualitas dan ilmiah.

B. Kemampuan Dasar
Setiap orang yang ingin menulis, ada beberapa keterampilan dasar yang mesti diperhatikan:
1. Mengembangkan tema
Ini merupakan langkah pertama yang penting untuk diperhatikan. Tema yang mesti dikembangkan dalam penulisan artikel ilmiah terutama adalah yang bersifat aktual. Istilah “aktual” mengarah kepada pengertian “peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di era sekarang” yang membutuhkan analisis ilmiah dari berbagai pendekatan, baik itu sosiologis, psikologis, historis, filosofis, antropologis, filolologis, atau menurut spesialisasi keilmuan dari yang bersangkutan. Di antara contoh yang menjadi isu sekarang, misalnya, adalah “bom bunuh diri” (suicidal bombing). Isu ini bisa ditulis sebagai artikel ilmiah dengan berbagai pendekatan. Di sini lah penting kita mengetahui atau menguasai berbagai teori dan pendekatan dalam bidang keilmuan yang kita berada di dalamnya atau bidang keilmuan lain yang berbeda.
Selain itu, tema yang dikembangkan juga mesti bersifat “informatif”. Maksudnya, tema tersebut memberikan suatu informasi yang penting bagi pengembangan keilmuan, meskipun temanya bukan merupakan isu yang aktual. Selanjutnya, tema tersebut harus mengandung unsur baru. Unsur baru ini dapat dilihat dari sudut pandang tulisan atau dari data-data dan informasi-informasi baru yang disajikan.
2. Menstruktur argumen
Apa pun pernyataan yang kita buat mesti membutuhkan dasar argumentasinya. Dan argumen yang dibuat bukan didasari pada perasaan emosional semata, namun harus disertai oleh “bukti-bukti” (evidence). Lalu apa saja yang dapat dianggap sebagai “bukti”? Bisa semuanya. Misalnya, hasil-hasil dari penelitian sosial atau kajian-kajian sosiologis, statistik pemerintah, peristiwa-peristiwa atau fakta-fakta historis, biografi-biografi yang diterbitkan, sura-surat, teks-teks keagamaan, pernyataan-pernyataan yang otoritatif, dan sebagainya. Tentunya perlu juga kita mempertanyakan bukti-bukti ini. Apakah ia merupakan bukti yang valid untuk satu pernyataan yang ingin kita tulis? Dapatkan orang lain mengaksesnya dan mengecek apakah kita telah menggunakannya dengan tepat? Sebagai contoh, radio dan program televisi bukan merupakan bukti yang sangat berguna karena sulit bagi orang lain untuk mengakses rekaman-rekamannya. Begitu pula, kita perlu menjauhi mengutip catatan-catatan kuliah dan pengalaman-pengalaman yang subjektif.
Setelah itu, langkah berikutnya adalah “mengembangkan argumen”. Bagaimana caranya? Apa yang perlu dilakukan adalah bersifat logis dan menjawab pertanyaan dengan jelas. Jangan keluar dari pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab, yang telah dinyatakan dalam pendahuluan, karena ini akan membuat kualitas tulisan menurun dan pembaca akan kebingungan mencari pesan atau gagasan utama yang ingin kita sampaikan. Apa yang kita lakukan adalah memperkuat setiap pernyataan yang kita lakukan. Namun, kita harus memberikan critical appraisal terhadapnya, dan memberikan analisis dan sintesis yang tajam dan kritis untuk meningkatkan mutu tulisan. Analisis dapat mencakup eksplanatif, diskursif, interpretatif dan implikatif. Selain itu, memberikan kesimpulan yang tepat dari setiap pernyataan yang telah di-back-up oleh berbagai bukti yang kuat dan meyakinkan adalah sangat penting, apalagi sampai pada pencetusan teori, karena ini akan membuat artikel menjadi lebih bermakna.
3. Mencari rujukan
Mengapa ini penting? Ada dua alasan untuk ini; pertama, kita perlu mengatakan kepada pembaca dimana bukti-bukti yang kita hadirkan itu berasal, sehingga mereka dapat mengecek apakah bukti tersebut valid atau dapat dipercaya dalam kaitan dengan pokok persoalan yang kita buat; kedua, untuk memperjelas mana gagasan-gagasan dan kata-kata kita sendiri dan mana yang diambil atau dipinjam dari orang lain. Kalau kita tidak melakukan ini, maka kita akan terjebak ke dalam plagiarism, yang sangsi akademisnya sangat besar.
Prinsip dasar dalam melakukan perujukan adalah bahwa bahan yang diacu mesti mutakhir, dengan melihat proporsi terbitan 10 tahun terakhir, kecuali teks-teks klasik. Selain itu, pustaka primer harus dibiasakan untuk kita kutip, dan semakin banyak pustaka primer, semakin bermutu tulisannya.

C. Kemampuan Teknis
1. Mengetahui apa yang mesti ditulis dalam judul, abstrak, kata kunci, pendahuluan, isi, dan kesimpulan.
a) Judul biasanya ditulis sesingkat mungkin tetapi mencerminkan isi dari artikel ilmiah yang akan ditulis. Singkatan biasanya tidak dianjurkan dalam judul.
b) Abstrak mesti jelas dan utuh, dan menggambarkan esensi dari isi keseluruhan tulisan. Dalam artikel konseptual, abstrak mesti memuat ringkasan dari isi artikel, bukan komentar atau pengantar penulis. Sedangkan dalam artikel hasil penelitian, abstrak mesti memuat masalah atau tujuan penelitian, metode penelitian, dan hasil penelitian
c) Kata kunci (key words) adalah istilah-istilah yang mewakili gagasan-gagasan atau konsep-konsep dasar yang dibahas dalam artikel. Untuk itu, kata kunci harus mampu mencerminkan konsep yang dikandung artikel terkait sehingga mampu membantu akses pencarian artikel terkait. Jumlah kata kunci bervariasi dari 3-6. Tata cara penulisan kata kunci bervariasi:
· Berdasarkan urutan abjad
· Dari kata kunci spesifik ke kata kunci umum, atau sebaliknya.
· Dari kata kunci yang paling penting sampai dengan yang kurang penting, atau sebaliknya.
d) Dalam pendahuluan, harus diuraikan hal-hal yang memberikan acuan (konteks) bagi persoalan yang akan diulas, serta hal-hal penting yang akan dibahas dan tujuan pembahasan pada bagian akhir. Untuk artikel hasil penelitian, bagian ini mesti berisi rumusan masalah, tujuan, dan deskripsi singkat tentang kerangka pemikiran.
e) Bagian isi, dalam artikel kajian konseptual umumnya berisi kupasan, analisis, argumentasi dan pendirian penulis mengenai masalah yang disoroti. Untuk kepentingan pemahaman pembaca bahasan dapat diurai ke dalam beberapa sub-bagian. Tidak ada ketentuan dalam penguraian sub-bagian meskipun begitu perlu dijaga agar tampilan bagian ini tidak menjadi enumeratif. Untuk artikel hasil penelitian, bagian ini berkembang menjadi (a) metode penelitian, (b) hasil penelitian, dan (c) pembahasan. Metode penelitian memuat rancangan penelitian, populasi dan sampel, uraian singkat operasionalisasi variabel, dan teknik analisis. Hasil penelitian memuat hasil akhir dari proses kerja teknik analisis data, bentuk akhir bagian ini adalah berupa angka, gambar, dan tabel. Sedangkan pembahasan memuat abstraksi peneliti setelah mengkaji hasil penelitian dan teori-teori yang sudah ada dan dijadikan dasar penelitian.
f) Kesimpulan memuat ringkasan atau jawaban sistematis dari masalah yang dibahas. Kesimpulan biasanya diikuti oleh saran-saran atau rencana tindak lanjut, dan dapat disajikan dalam format esei atau esei bernomor.
2. Mengetahui pembuatan sistem perujukan (referencing system).
a. Harvard System (in-text system), yaitu sistem pengarang/tanggal. Banyak digunakan dalam kajian social sciences. Contoh, (Mills, 1970: 9-14)
b. Numbered footnote (catatan kaki bernomor). Banyak digunakan dalam kajian humanities. Dalam hal ini, dapat menggunakan sistem Kate Turabian, seperti dalam jurnal Islamica, PPS IAIN Sunan Ampel.
c. Endnote (catatan akhir), seperti yang terdapat dalam Jurnal Studia Islamica, PPIM, UIN Jakarta.
3. Mengetahui pembuatan transliterasi: banyak ragam transliterasi, namun yang terpenting adalah konsistensi. Meskipun demikian, ada sistem transliterasi yang diakui secara internasional, yaitu model yang dipakai oleh Institute of Islamic Studies, McGill University.
Lampiran jurnal akreditasi terkait dengan kajian Islam
Masa berlaku: 2010
1. Sosio-Religia, Lingkar Studi Ilmu Agama dan Ilmu Sosial (LinkSAS) (Agustus 2010)
2. Al-Qalam: Jurnal Keagamaan dan Kemasyarakatan, Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Agama Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Agustus 2010
3. Asy-Syari'ah, Fakultas Syari'ah dan Hukum, IAIN Bandung (Agustus 2010)
4. Millah: Jurnal Studi Agama, UII Yogyakarta (Desember 2010)
Masa berlaku: 2011
1. Penelitian Keislaman, Lembaga Penelitian (Lemlit) Institut Agama Islam Negeri Mataram (Juli 2011)
2. Asy-Syir'ah, Fakultas Syariah, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Juli 2011)
3. Ulumuna, IAIN Mataram (Desember 2011)
Masa berlaku: Juni 2012
1. Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Terakreditasi A)
2. Studia Islamika, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Terakreditasi A)
3. Teologia: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang (Terakreditasi B)
4. Islamica, Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya (Terakreditasi B)
5. Ijtihad: Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, STAIN Salatiga (Terakreditasi B)


[1] Disampaikan dalam “Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah” STAIN Datokarama Palu, tanggal 9-10 Nopember 2009.
[2] Dosen Sejarah Sosial Hukum Islam, STAIN Datokarama Palu

Tidak ada komentar: